MAKALAH
FENOMENA KEKERASAN ATAS NAMA AGAMA YANG BERUJUNG PADA TINDAK TERORISME
Mata Kuliah : Kriminologi
Dosen Pengampu : Bpk Gatot Sugiharto, S.H., M.H.,
Disusun oleh
Mas Hono Rio Kertanegara
09024008
ILMU HUKUM
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
YOGYAKARTA
2011
Fenemena Kekerasan Atas Nama Agama di Indonesia yang Berujung Pada Tindak Terorisme
Bab I
(Pendahuluan)
1.1 Latar Belakang Masalah
Kekerasan agama selama berabad-abad merupakan kejahatan terburuk yang telah mengisi peradaban manusia. Sesuatu yang paradoks, karena agama mengajarkan nilai-nilai luhur, tetapi agama juga bertanggung jawab terhadap terjadinya kerusakan di muka bumi ini. Dalam editorial bukunya, “Violence and the Sacred in the Modern World”, Marl Juergensmeyer menyatakan: Violence has always been endemic to religion. Images of destruction and death are envoked by some of religion’s most popular symbols, and religious wars have left through history a trail of blood. The savage martyrdom of Hussain in Shiite Islam, the crucifixion of Jesus in Christianity, the sacrifice of Guru Tegh Bahadur in Sikhism, the bloody conquest in the Hebrew Bible, the terrible battles in the Hindu epics, and the religious wars attested to in Sinhalese Buddhist chronicles indicate that in virtually every tradition images of violence occupy as central a place as portrayals of non-violence.
Melalui pernyataannya Juergensmeyer seakan-akan percaya atau mengajak pembacanya untuk percaya bahwa sumber utama konflik dan kekerasan dunia adalah agama, sekalipun dia sendiri tidak menyatakan dengan jelas pandangannya tentang hal itu. Di Indonesia sendiri, kekerasan yang terjadi atas nama agama sangat kita rasakan. Wahid Institue melaporkan adanya peningkatan kekerasan agama di Indonesia. Tercatat ada 232 kasus berkenanan dengan kekerasan agama di 2009, sedangkan di 2008 dilaporkan ada 197 kasus.
Bertitik tolak dari argumen dan asumsi bahwa terorisme dapat dilakukan oleh negara atau sekelompok masyarakat, maka kini kita akan mencoba mendiskusikan lebih jauh faktor agama dalam hal ini Islam khususnya karena mayoritas penduduk Indonesia menganut agama Islam dan Islam sendiri sering muncul dalam perkembangan isu-isu terorisme belakangan ini, terutama aksi terorisme yang terjadi di Indonesia sering dilakukan dengan dan atas nama agama Islam dan juga karena kekerasan atas nama agama menimbulkan pandangan sempit bagi orang-orang terhadap agama yang dijadikan tameng dalam aksi kekerasan atau terorisme itu. Kemudian secara umum, terutama dari sudut pandang fenomenologi agama, yang perlu kita telaah di sini ialah apakah aksi terorisme diterima sebagai doktrin agama atau merupakan alat dari orang yang beragama. Faktor agama tersebut akan didskusikan di dalam makalah ini yaitu apakah benar bahwa aksi terorisme itu harus selalu dikaitkan atas nama agama? Mengapa banyak orang yang selalu melakukan aksi kekerasan atau terorisme atas nama agama? Padahal jika dilihat dari sudut pandang logika terutama fenomenologi agama, semua agama tentu tidak ada yang pernah untuk mengajarkan aksi kekerasan demikian atau dengan kata lain terorisme dan setiap agama pasti mengajarkan cinta dan kasih sayang kepada seluruh umat manusia. Untuk itu dalam pembahasan di dalam makalah ini, kita akan coba melihat seluk-beluk serta menganalisis terorisme atas nama agama serta keterkaitan antara aksi terorisme tersebut di Indonesia dengan faktor agama yang selalu dijadikan tameng oleh para pelaku teror dalam menjalankan aksinya serta kita juga akan mencoba untuk mencari penyelesaian yang terbaik untuk mengubah pola pikir orang agar tidak lagi melakukan aksi teror hanya karena atas nama agama sekaligus mencari upaya pencegahan tindak terorisme di Indonesia untuk tahun-tahun ke depannya.
Baca lebih lanjut →